Jumat, 28 September 2018 sore menjelang magrib 28-Sep-18, 17:02:44 Wita
GEMPA 7,4 Skala Rickter dan TSUNAMI PALU,
Jumat, 28 September 2018 sore menjelang magrib
28-Sep-18, 17:02:44 Wita yang mencekam
Suasana menjelang magrib saat itu benar-benar seakan
dunia sudah mau kiamat, Allah swt mengguncangkan bumi Palu dengan skala 7,4 Skala Rickter yang begitu dahsyat
Semua pada panik seakan bingung apa yang telah
terjadi, suara gemuruh dalam tanah dan goncangan yang begitu dahsyat meluluh
lantahkan semuanya
Tanah yang retak dan keluarnya air tanah beserta
lumpur seakan menunjukan betapa besar kuasa Allah yang membuat porak paranda
hanya dalam hitungan detik
|
Anak kecil Yang Jantan Itu adalah anak saya (Moh. Azmi Kiram) |
|
Anak kecil Yang Jantan Itu adalah anak saya (Moh. Azmi Kiram) |
|
Anak kecil Yang Jantan Itu adalah anak saya (Moh. Azmi Kiram) |
|
Anak kecil Yang Jantan Itu adalah anak saya (Moh. Azmi Kiram) |
.
Saat kejadian saya sementara
ngobrol dengan teman mengenai pendaftaran cpns yang servernya lalod tiba-tiba
terjadi guncangan begitu dahsyat dan kebingunan melanda tidak mengetahi apa
yang terjadi karena mau keluar dari dalam rumah saja jarak yang hanya 2 meter
dari pintu keluar itu sulitnya minta ampun, mau pegang apapun itu selalu
terhempas karena kuatnya goncangan dan saat itu semua para pendaftar yang siap
kami daftarkan itu sudah berhamburan mencari pintu keluar menyelamatkan diri
masing-masing
.
Dan saat itu yang paling
saya kuatirkan Istri & anak saya Muh Azmi Kiram ada dimana, karena pada saat itu
suasanya betul - betul sangat panik karena orang-orang hanya mencari pintu
keluar untuk menyelematkan diri karena goncangan itu sulit untuk dijelaskan
seperti apa, karena biasanya anak saya itu biasanya bermain sendiri dan kadang
dia berlari berpindah seperti katak dimana dia ingin bermain menghabiskan masa
kecilnya karena istri saya kerja dan saat itu juga belum pulang kerja.
Dan Alhamdulillah saat itu
anak saya lagi dimandikan adik saya karena waktu sudah sore dia masih keremos
atau natagara atau dekil, dan kejadian gempa dahsyat itu saat menyelematkan
diri tanpa berpakain, terpaksa dalam keadaan bertelanjang dada dia hanya dibungkus
pakai sarung untuk menuju ketempat pengungsian yang agak lebih tinggi walaupun
sebenarnya tempat tinggal kami daerah yang cukup tinggi tapi tanah yang retak -
retak itu menghawatirkan sehingga memilih mengungsi, karena waktu itu untuk mau
ambil pakaian untuk menyelimuti dia itu sudah tidak berani karena ditakutkan
gempa lagi dan akan meruntuhkan bangunan terpaksa anak saya memakai pakaian
daster sepupunya walaupun dia seorang lelaki jantan mau tidak mau agar tidak
masuk angin.
Dan saat kejadian itu saya langsung menelpon kejadian istri saya yang saat itu masih di kantor tempat kerjanya, dan Alhamdulillah dia juga dalam keadaan selamat tetapi dalam keadaan itu suasana masih panik karena gempa setiap berapa menit masih saja terjadi walaupun tidak sebesar gempa yang pertama dan komunikasi mulai putus total dan sayapun sudah tidak tau bagaimana keberadaan istri saya untuk bisa pulang karena saat itu juga jalan sudah mulai padat para pengendaraan motor atau mobil maupun yang pada jalan kaki menyelematkan diri masing-masing menuju tempat yang lebih tinggi.
.
Dan yang semakin membuat
panik saat jalan mulai padat menuju ketinggian, dan orang-orang berteriak air
laut naik tetapi saat itu kami tidak percaya ditambahkan lagi ada mobil yang
mencoba menenangkan apakah dari BMKG atau instansi pemerintah yang melalui
pengeras suara kalau mengatakan tidak terjadi tsunami tapi ternyata bahwa kalau
sudah dibagian pantai teluk Palu itu sudah tsunami yang meluluhlantahkan pantai
palu dan menghabiskan ratusan bahkan ribuan orang yang pada saat itu
sedangkan menonton diadakan persiapan acara Palu Nomoni dan akhirnya gempa itu
betul-betul membuat palu nomoni minta tolong
Saya bisa ketemu istri yang datang jalan yang diturunakn di lapangan walikota berjalan kami menuju rumah di Veteran tanpa beralas kaki nanti pukul 8 malam yang mungkin biarpun sudah injak beling, duri ataupun durian mungkin dia sudah tidak rasa karena sudah menyelamatkan diri, kemudian dia datang sambil menangis dan kami berpelukkan seperti teletubis dan menanyakan bagaimana keadaan si anak yang sudah saya suru mengungsi ketempat yang aman dari tsunami, tsumarni maupun tsuminten.
.
Semua komputer, monitor, print yang saya pakai menginput data untuk pendaftaran
cpns itu semua jatuh dilantai dan beberapa sama sekali sudah tidak dapat
digunakan karena hancur, padahal hanya beberapa jam saya beli sebelum kejadian
untuk mempersiapakan kelancaran layanan jasa pendaftaran cpns tapi semuanya
hanya hitungan detik berhamburan dan jatuh dilantai, harta yang dicari jika
Allah menginginkan hanya hitungan detik akan bisa lenyap, maha kuasa Allah
dengan segala kekuasaannya, sematang apapun perencanaan kita tapi perencanaan
Allah tidak akan ada yang mampu menghentikannya.
.
Untung kejadian gempa itu bukan Hari sabtu atau minggu karena biasanya kalau hari itu kami biasa refresing di pantai talise atau di Palu Grand Mall, dan untuk membayangkan hal itu saya sudah tidak ada bayangan.
Semua takdir Allah yang atur, manusia hanya mampu menjalaninya, jika sudah ajalnya tak ada yang mampu membendung, walaupun bendungan itu seluas apapun besarnya, karena bendungan itu mungkin dimata tuhan hanyalah sebuah ember yang saat dia bilang hancur maka hancurlah.
.
Sampai saat ini saya
menuliskan kisah ini saya masih belum percaya tentang kejadian yang kami alami,
kisah ini akan menjadi kenangan yang tak terlupakan yang mungkin saat dia mulai
(Moh Azni Kiram) dewasa baru dia mengerti dan akan paham jika diceritakan
tentang cerita kejadian gempa dan tsunami PALU 7,4 Skala Rickter / Jumat, 28 September
2018, Jam 17:02:44 Wita